#6 Aku Bisa Kok!

Maaf, aku telat posting tema ke-6. Harusnya kemarin, tapi kemarin laptopnya lagi ngga bisa dipinjam. Jadi hari ini aku bakal post 2 tema sekaligus. Happy reading :)

Kata bangga memiliki makna relatif, tergantung dari bagaimana kita mendeskripsikannya. Setiap orang punya definisi bangga sendiri-sendiri. Bagiku, bangga adalah ketika kita mampu membahagiakan diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Tema kali ini adalah tentang hal membanggakan dalam hidup kita yang diremehkan oleh orang lain.

 
Memang sih ya, kadang orang lain menganggap remeh atas apa yang kita lakukan. Kadang juga malah mencibirnya. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah berhenti kecuali kita mampu membuktikan bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang membanggakan. Aku pernah punya 1 pengalaman yang aku ingat sampai sekarang.

Jaman MTs dulu, pas kelas 8 kalau ngga salah sih. Aku ikut ekskul Karya Ilmiah Remaja di sekolah. Waktu itu lagi ada lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh lembaga Sekolah Unggulan Terpadu (SUT), dalam rangka HUT SUT. Pembimbing KIR ku, Bu Vivin ngajakin buat berpartisipasi. Aku sih ngga seberapa yakin, tapi aku antusias mengikuti. Alah, kan yang penting berpartisipasi, kalah menang ngga penting. Itusih yang ada di pikiranku waktu itu.

Bu Vivin memilih 2 orang lagi sebagai teman sekelompokku, ada Bella dan Fahmi. Kemudian beliau memberi ide untuk membuat tepung getah buah pepaya sebagai pengempuk daging, sebagai bahan karya tulis kami. Hal tersebut termasuk baru sih, dan belum banyak orang tahu. Bu Vivin percaya kepadaku untuk mengerjakannya, waktu itu yang lebih rajin mengerjakan memang aku. Pulang sekolah pergi ke rumah Bu Vivin untuk konsultasi, sampai malam. Terus hari Minggu, waktunya istirahat malah sibuk di rumah Bu Vivin, pergi ke kebun pepaya seharian buat melakukan percobaan.

Sebenarnya banyak yang ngga yakin tentang hal ini. Kakak kelas dan teman-teman semuanya kaya memandang sebelah mata. Memang sih ngga diungkapkan secara frontal, tapi aku bisa menangkap ekspresi mereka yang seolah mengatakan "Ngapain sih, sok sibuk banget. Ke sana kemari, ngabisin duit, buang-buang waktu. Hasilnya belum tentu."

Terus ngga sedikit juga yang bilang "Ngga bakal menang. Saingannya anak-anak SUT, yang ngadain kan SUT jelas yang bakal dimenangin ya SUT."
Memang sih, kami sekolah di MTsN yang banyak dipandang sebelah mata oleh orang. Anak-anak MTsN pada jaman itu terkenal nakalnya. Padahal sebenarnya prestasi yang diraih juga banyak loh, tapi ngga dipandang oleh orang. Kalau MTsN berprestasi tuh rasanya orang-orang ngga ada yang percaya.

Ya begitulah pokoknya. Banyak yang ngga yakin kami bakal menang. Aku sempet ciut sih, jujur. Tapi berusaha cuek aja lah dengan pembicaraan orang.
Akhirnya, setelah melakukan percobaan dan berhasil, kami menuangkannya dalam sebuah karya tulis. Ngga sampai satu bulan kok kayanya proses penggarapannya. Setelah beres semuanya, dengan perasaan berdebar kami menyerahkan karya tulis kami ke pihak panitia.

Aku sih memang dari awal ngga mikir kalah atau menang, yang penting sekolah ku berpartisipasi. Jadi, aku ngga seberapa penasaran dengan hasilnya. Setelah beberapa minggu, diumumkanlah pemenang lomba karya tulisnya. Dan......
Jeng jeng jeng....
Sekolah kami meraih juara satu! Tanpa diduga dan disangka loh. Senen banget rasanya, bangga juga. Ini perlombaan pertama yang aku ikuti dan menang 😃 Alhamdulillah. Orang-orang yang tadinya meremehkan jadi ikut seneng. Hahaha

Pelajarang yang bisa didapat dari pengalaman ini, cuek itu ternyata menguntungkan hahaha. Jangan terlalu mendengarkan apa kata orang. Lakukan saja apa yang menurut kita benar, selama ngga merugikan orang lain sih ngga masalah ya. Buat yang suka meremhkan orang lain, berhenti lah. Ngga ada yang bisa menjamin bagaimana kita ke depan nya. Yang sekarang baik bisa saja suatu saat jadi jahat, yang sekarang jahat belum tentu selamanya jahat. Urusi urursan masing-masing saja lah 😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Best of the Best; Memories to Remember

Ku Jenuh #Curcol

Melepas Rindu ke Purwokerto