[DIARY GEAN] Bergulat dengan Matahari

googleimage

             Surabaya panas siang ini, kemaren, dan beberapa hari lalu, all day long. Sinar matahari terlalu jahat kali ini, karena teriknya membakar kulitku yang memang sudah gelap dan sekarang menjadi semakin gelap. Bahkan UV Protection lotion yang aku pake sepertinya ngga mempan melindungi kulitku dari sengatan jahat sinar matahari. Padahal sudah aku oleskan tebal-tebal—gatau deh ngaruh atau engga. Menyebalkan ! Bagaimana tidak, hampir sejam aku berada di jalan terpapar polusi, debu, dan sang matahari siang. Iya, hampir sejam dan itu baru perjalanan berangkat belum pulangnya. Bayangkan saja. Mungkin kalian bertanya-tanya, ‘Lagian ngapain panas-panas di jalan? Mending tidur di kos.’ Iya, kalau boleh milih sih aku bakal lebih bahagia tidur di kos daripada bergulat dengan sinar matahari seperti ini, tapi mau bagaimana lagi pekerjaan yang menuntut begini.
                Oh ya sampai lupa, kenalkan namaku Gean. No no no ! Bukan Gean, tapi Jyen.  Ya begitu cara melafalkan namaku, JYEN ! Teman-teman suka sekali memanggilku Gean dan itu terdengar menyebalkan bagiku. Kalian jangan ikut-ikut memanggilku seperti itu ya ! (bayangkan saja aku sedang melotot dengan ekspresi mengancam siap untuk menyabetkan katana Kenshin Himura jika kalian memanggilku Gean bukannya Jyen). Aku adalah pengagguran banyak acara, kenapa begitu? Karena aku belum menemukan pekerjaan permanent dan menjadi staff tetap sebuah perusahaan. I take a freelance job di sebuah hotel bintang lima di Surabaya, one of the biggest one. Dan satu lagi. Aku bekerja sebagai terapis serabutan di sebuah lembaga yang menangani anak berkebutuhan khusus. Actually, it’s not really therapist, karena dari awal join di bulan Mei sampai sekarang aku belum juga dapat murid. Sedikit susah sih memang mencari anak-anak berkebutuhan khusus yang orang tua nya mau secara terbuka mengkonsultasikan masalah anaknya ke orang lain. Rata-rata mereka menutup-nutupi, mungkin karena malu, gengsi, atau entahlah. But I’m not done with that problem. Adasih rasa ingin menyerah, tapi karena aku masih penasaran jadi aku tetap berusaha.
                Untuk pekerjaan serabutan yang satu itu status ku masih belum jelas sebagai therapist dan karena itulah aku dijadikan marketing sementara oleh lembaga. Tugasku yaitu menemui ibu-ibu kepala sekolah taman kanak-kanak di Surabaya untuk menyerahkan proposal permintaan ijin mengadakan penyuluhan dan kerja sama. Sejauh ini sih sudah ada sekitar 5 TK yang aku datangi. Sebenernya pekerjaan kaya gini tuh jauh banget dari yang aku pengen, karena aku tuh suka minder gitu kalau disuruh ngomong dan meyakinkan orang lain. I’m not good in persuading someone over an issue. Jadinya, proposal yang aku serahin rata-rata meleset. Sudah dua TK yang menolak dengan alasan mereka sudah bekerja sama dengan lembaga lain, sedangkan 3 TK lainnya masih menggantung.
                Pekerjaan inilah yang memaksaku untuk kuat bergulat dengan sinar matahari. Kelilinng ke 3 TK sekaligus yang letaknya berjauhan itu butuh energi dan kesabaran ekstra. Dan aku tidak cukup sabar untuk itu, hari ini. Biarpun hari ini tugasku hanya mendatangi satu yayasan sekolah saja, tapi karena letaknya cukup jauh dan memakan waktu jadi kesabarankupun cukup terkuras. Entah sudah berapa kali aku mengumpat karena jalanan macet, udah gitu banyak motor yang ngebut dan nyelip sembarangan bikin aku kaget, mobil juga gitu suka ngerem mendadak dan tiba-tiba pindah jalur padahal akunya mau nyalip. Alhasil tadi terpaksa aku ngerem mendadak, selamat ngga nabrak mobil depan eh tapi malah motor di belakang yang nabrak bumper belakang motorku. Luckily, there’s nothing broken or hurt.
                Hampir satu jam perjalanan menuju yayasan sekolah tersebut, akhirnya sampai juga. Sekolah yang ini memang model high-end international franchise school, jadi kebayang lah gimana luasnya lahan sekolahan. Apalagi dari mulai gedung TK-SD-SMP-SMA dan gedung yayasan tuh ngumpul jadi satu lokasi. What a huge school. Aku memarkirkan motorku di parkiran pojok. Sempat sedikit tercengang karena saking gedenya sekolah satu ini. Aku berjalan dengan penuh percaya diri menuju gedung yayasan. Pintu masuknya dibikin otomatis kaya di mall-mall gitu.  Begitu masuk disambut dengan mbak receptionist yang cantik dan aku menjelaskan maksud kedatanganku ke sana. Setelah itu mereka menghubungi pihak yang bertanggung jawab atas urusanku. Sekali, dua kali sampai berkali-kali tidak ada jawaban dari bagian administrasi TK. Sepertinya sih mereka sibuk hari ini sampai tidak sempat mengangkat panggilan dari receptionist. Akhirnya aku disuruh menunggu di ruang tunggu sembari mbak receptionistnya berusaha menghubungi bagian admin TK. Beberapa menit menunggu, akhirnya ada jawaban dan…. Jeng jeng jeng... Sungguh mengecewakan. Ternyata sekolah libur hari ini, baru mulai aktif tanggal 1 Agustus. Untuk proposal yang waktu itu aku kirim memang sudah sampai, tapi belum sempat dibaca jadi aku disuruh menghubungi lagi via telepon. Kalaupun ingin bertemu langsung dengan kepala sekolah TK maupun bagian administrasi TK bakal sangat sulit jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Jadi perjalananku selama hampir satu jam itu sungguh…..emm aku tidak mau mengatakannya sia-sia, karena setidaknya aku pulang dengan membawa informasi. Hanya saja ini sedikit mengecewakan karena tidak sesuai harapan, tapi yasudahlah. Mungkin lain kali jika ingin berkunjung ke sekolah sejenis itu harus membuat janji terlebih dahulu agar tidak mengecawakan seperti ini, dan agar lebih hemat energi serta waktu juga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SARProject Surat untuk Negara; Dear KEMENPAR RI

Dress Up Diary; My Current Favorite Game

#SARProject Q4U Challenge