#Curcol; Fobia!

Google Image
Kalian tahu yang namanya fobia kan? Ya, fobia itu ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu. Setiap orang aku rasa punya satu fobia atau ketakutan-ketakutan kecil tersendiri akan suatu hal, dari yang wajar sampai yang nyeleneh. Dari mulai takut kecoa, takut ketinggian, takut balon, takut badut, sampai yang sedikit lebay yaitu takut ditinggal pacar, takut diselingkuhin, ada juga yang nyeleneh seperti takut melihat warna kuning atau beberapa warna tertentu lain, dan sebagainya. Reaksi setiap orang pun berbeda-beda terhadap fobia nya masing-masing, ada yang merinding, sesak napas, deg-degan, gatal-gatal, pingsan bahkan sampai meninggal. Serem ya?

Kalau aku pribadi juga punya beberapa ketakutan (yang mungkin bisa dikategorikan sebagai fobia juga sih). Karena aku juga manusia biasa yang tidak luput dari rasa takut (halah apasih) haha. Apa aja kira-kira ketakutan terbesarku hingga saat ini?

Ruangan Sempit dan Gelap

Ruangan sempit yang aku maksud di sini tuh kaya kolong tempat tidur, kolong meja, kolong lemari dan kolong-kolong yang lain, tapi dari semua kolong aku paling takut dengan kolong tempat tidur. Ini ada ceritanya sih kenapa aku bisa takut dengan kolong. 

Ceritanya tuh dulu pas masih SD, mbah putri nginep di rumah, sedangkan kami ngga punya cukup ruang buat mbah putri tidur. Jadi, kami menggelar tikar di lantai dan aku terpaksa tidur di bawah bareng bapak. Posisi aku tidur dekat dengan kolong kasur dan aku tidur dengan menghadap kolong kasur yang gelap dan kebetulan juga aku terbangun tengah malam. Aku melihat ada yang bergerak di sana, dan jumlahnya sangat banyak. Aku melihat bentuknya seperti kecoa, laba-laba, kaki seribu, dan entah apa lagi (yang jelas jenis serangga). Jadi lah aku panik, padahal sebenernya apa yang aku lihat itu ngga bener-bener ada.

Dari situlah aku jadi takut dengan kolong sampai sekarang. Dan juga, kalau aku membayangkan ruangan yang sangat sempit dan gelap, yang ukurannya pas banget dengan lebar dan panjang badanku tuh jadi merinding dan engap sendiri. Makanya aku lebih suka kasur yang ngga berkolong.

Oyah, dari situ juga aku jadi takut dengan beberapa serangga haha. They look like monsters to me.

Tampil di Depan Publik

Kalau yang ini aku rasa semua orang pasti mengalami. Ada banyak kekhawatiran yang timbul kalau aku disuruh tampil di depan banyak orang. Entah kenapa kalau aku melakukan ini, sekalipun hanya untuk sekedar menyanyi (yang jelas-jelas adalah hal yang sangat aku suka), hingga presentasi (yang lumayan berat karena kita harus menguasai materi), aku suka merasa kalau orang-orang kaya asik sendiri, ngga ada yang mendengarkanku, dan aku jadi merasa kalau aku ngga asik. Bahkan tak jarang, di tengah-tengah perform (seringnya sih kalau lagi presentasi) aku ngeblank dan jadinya ngomong ngalor-ngidul entah kemana hahaha.

Biarpun begitu pada akhirnya aku selalu berhasil menikmati acara 'tampil di depan publik' tadi dengan cara memfokuskan perhatian pada satu titik. Contohnya, kalau misalkan sedang presentasi, aku menatap ke audience yang memperhatikan saja. Yang menurutku tidak memperhatikan, ya aku cuekin. Biasanya ketakutan itu hanya timbul di awal, akhirnya? Ya enjoy. 

Takut Salah Mengambil Keputusan

Bisa dibilang aku orang nya pemikir. Ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan, aku tuh suka banget mikir sampai detail banget kira-kira mana kepuusan yang terbaik dengan resiko yang paling bisa aku atasi. Kenapa begitu? Karena aku ngga mau sampai salah mengambil keputusan dan menyesal di kemudian hari. Tapi, kadang reaksiku berlebihan. Aku suka parno sendiri, saking takutnya salah aku jadi kebanyakan mikir walau hanya sekedar memutuskan jajan ngga ya. Akibatnya? Banyak kesempatan yang aku lewatkan cuma karena kebanyakan mikir, dan justru jadi makin salah dan menyesal. Karena hal ini juga aku malah jadi terkesan tidak tegas.

Karena kebiasaan yang satu ini aku jadi banyak belajar buat jadi lebih berani dalam mengambil keputusan. Ya memang sih dalam pengambilan keputusan itu kita harus menimbang baik dan buruknya, terus kemungkinan resiko terburuk yang bakal terjadi itu apa dan gimana mengatasinya, tapi rasanya kalau hanya sekedar keputusan untuk jajan, jalan, atau hal-hal sepele lain ngga usah lah dipikirin sampai segitunya. Dipikir sewajarnya saja, toh kalaupun kita salah mengambil keputusan ya sudah jadikan itu pelajaran. Setidaknya begitulah pemikiranku kalau aku mulai parno dalam menentukan sebuah keputusan.

Hmmm..
Kayanya segitu aja sih cerita tentang fobia dan ketakutan terbesarku. Ya, apapun ketakutan kalian pasti ada cara untuk mengatasinya, yang terpenting ada kemauan di dalam diri kalian. Yuk, share juga cerita tentang fobia dan ketakutan kalian di kolom komentar, jika berkenan.
Terimakasih.

Simak juga kisah tentang Fobia mereka:
Acil    |    Kak Roos

Komentar

  1. Duuuuuh parah banget 2 fobiamu yang terakhiiiir ... itu perihal kepribadian dan brand image kita di depan umum

    kalau tampil di depan audiens ya, justru aku pede-pede aja ketika tampil untuk presentasi atau sambutan atau menyampaikan sesuatu hal. Aku selalu merasa audiens mendengarkan >.<. Terkadang pernah juga, audiens malah asyik sendiri, eeee aku malah makin pede, hahahaha...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dress Up Diary; My Current Favorite Game

#SARProject Surat untuk Negara; Dear KEMENPAR RI

#3 Target Tahun Ini