A Week in Bali [Part 1/2]

It's December, yeay! Long holiday's coming up! Waah cepet ya, udah Desember aja. Perasaan baru kemarin tahun baru 2016, sekarang udah mau berakhir aja. Hayo, gimana dengan resolusi 2016 yang kemarin dibikin? Udah pada tercapai belum? 2016 uda mau berakhir lho! Hahahaha. Kalau aku sih, dari sekian target yang udah dibikin memang banyak yang belum terselesaikan. Ada yang sempat tercapai, tapi ngga bertahan lama. Ada juga yang sudah kesampaian, dan aku seneng banget, offcourse lahya. Ya, apapun itu, at least I made it biarpun cuma beberapa. Salah satu dari beberapa yang sudah tercapai adalah.........


Jeng.. jeng.. jeng..

"KE BALI"

Yep, keliatannya ngga penting gitu ya, Ke Bali doang, ngga berfaedah. Eits, jangan salah. Bukan masalah ke Bali nya yang menjadikan perjalananku berharga, there's something behind it that made it so special. Jadi, berawal dari keinginan untuk mendapatkan suasana dan tantangan hidup baru, aku dapat tawaran untuk kerja di Bali dari salah satu teman. Salah satu Villa di daerah Canggu, namanya Villa Eden, lagi butuh staff front office. Aku coba apply, dan dapet panggilan interview. Mereka memintaku untuk datang langsung ke sana, they want to see me. Tersusun lah beberapa rencana. Aku yang waktu itu merasa sangat optimis memutuskan untuk stay di Bali, berencana buat langsung bawa sebagian besar barang-barangku ke sana. Aku sih mikirnya, biar ngga keterima di Villa Eden aku tetep bakalan cari di tempat lain di Bali. Padahal, aku ngga tahu apa-apa tentang Bali. Aku ngga tahu bagaimana gaya hidup di sana dan bagaimana lingkungannya secara nyata. I've never been there before. Jadi, waktu itu bener-bener pertama kalinya aku pergi ke Bali, dan sendirian. Ya, aku ke Bali sendirian.

I took Citilink, because it's affordable hahaha
It happened on September, 2016
Well, akhirnya aku beli tiket pesawat dengan penerbangan paling pagi. Dan ini juga pertama kalinya aku naik pesawat  sendirian, ngurusinnya sendirian juga. Dan udah bisa dipastikan nanti di bandara aku bakalan kaya anak ilang. Aku berasa hangover ya waktu itu, karena flight paling pagi itu jam 5.45 men. It means, aku harus ke bandara jam 3.45. Dan semaleman aku ga bisa tidur, karena harus packing dan segala macem, Untungnya ada pacar yang nemenin telponan. Sampai di bandara, bener aja aku kaya anak ilang sungguh, bawa-bawa koper yang gedenya ga seimbang sama badan aku yang kurus kering begini tapi tetep harus stay cool dong ya. Actually, I really didn't know what to do in the airport, tapi aku membuka mataku lebar-lebar dan mencontoh apa yang orang-orang di sekililingku lakukan hahaha. Jadi setidaknya aku ngga tersesat. Dan gila men, bandara pagi-pagi udah rame banget. Banyak juga orang-orang yang mau ke Bali, jelas lah kan aku berangkat hari Minggu, weekend. Setelah melewati beberapa proses, akhirnya pesawat berangkat juga, tepat waktu. Perjalanan dari Surabaya ke Bali sih cuma 55 menit naik pesawat, ngga berasa. I was trying to sleep on the plane, but I couldn't. I was so amazed by the sky view, iya aku milih seat yang deket jendela biar bisa lihat awan dan segala macam yang ada di sekitarnya. Sayangnya waktu itu hapeku lowbat parah jadi ngga bisa ambil gambar. 55 menit kemudian, mendarat lah aku di bandara I Gusti Ngurah Rai and my trip start here.

Day 1

Ini pertama kalinya aku ke Bali, sampai di bandara aku bener-bener kagum, Sorry ya kalau terkesan agak udik, maklum pertama kali tjoy hahaha. I Gusti Ngurah Rai bener-bener mengagumkan, rapi, bersih dan terjaga. Toiletnya aja keren, kaya toilet di hotel berbintang. Aku ngerasain atmosfer yang bener-bener berbeda begitu mendarat. Kesan Bali nya berasa banget begitu masuk ke dalam bandara, sayang sekali hape lowbat men, I couldn't capture the moment. Well, setelah aku ambil koper di tempat claim baggage, aku segera menghubungi Pak Indra. He was the one who offered to pick me up at the airport dan dia adalah FO manager nya Villa Eden. Aku kira Pak Indra bakalan assign someone to pick me up, tapi ternyata Pak Indranya sendiri loh yang jemput. Aku jadi merasa spesial, dan makin merasa spesial lagi karena ternyata Pak Indra udah book losmen buat tempat aku menginap selama satu malam, padahal aku udah berencana buat nginep di tempat Mila, one of my friend there. Selama perjalanan ke losmen, aku memperhatikan sekeliling, ternyata Bali ngga serame yang aku bayangkan. Toko-toko masih pada tutup, dan ngga banyak orang lalu lalang, ngga ada bule juga hahaha. Setelah aku tanya ke Pak Indra kenapa kok sepi, baru aku tahu ternyata hari itu Bali masih dalam suasana hari raya Kuningan dan Galungan, jadi orang-orang prefer to stay at home, merayakan hari besar bersama keluarga.

Beberapa menit kemudian, akhirnya aku sampai juga di penginapan dan Pak Indra harus segera pergi karena beliau ada janji. Siang hari nya, si Mila menyusul ke losmen. She's one of my bestfriend and it's been a really long time not seeing each other. Jadi ya, seneng banget akhirnya bisa ketemu dan gosip bareng lagi. Maklum lah cewe. Menjelang sore, Mila ngajakin aku main ke tempat tinggalnya sekalian cari makan. We were planning to go somewhere, and I really wanna see sunset. Kata Mila best place buat lihat sunset itu di pantai Kuta, tapi jauh dari Denpasar. Akhirnya, ngga jadi ke Kuta, kami pergi ke Pantai Sanur. Sebenernya sih aku ngga begitu suka pantai, tapi oke lah daripada ngga kemana-mana hahaha. Sanur rame banget sore itu. Full of people, dan kami sempat hampir ngga dapat tempat parkir. Karena terlalu padat, I couldn't see the beauty of that beach. Tapi Sanur oke lah, kalau kita hanya sekedar mau nongkrong dan jajan. Karena ada banyak outlet di sana yang jual jagung bakar dan makanan yang lain. Asik banget loh makan jagung bakar sore-sore di pinggir pantai.
It's me and Mila. Maafkan wajah kami yang kucel.
Beginilah suasana Pantai Sanur menjelang Maghrib.

Day 2

It's Monday!
Dan aku masih menunggu kabar dari Pak Indra mengenai jadwal interviewku hari ini. Aku bangun pagi-pagi, cari ATM center terdekat sekalian cari sarapan. Ngga jauh dari penginapan, took a shortcut ya, aku nemu ATM center dan ada tukang bubur ayam di sebelahnya lagi mangkal. Jadi, aku memutuskan buat sarapan bubur ayam sambil berdoa semoga bubur ayamnya halal. Harga bubur ayamnya murah loh, aku beli bubur ayam dan sate telur puyuh satu tusuk cuman habis IDR 8,000 tapi ya kalau harga murah jangan berharap banyak sih. Porsi bubur ayamnya sedikit, tapi cukup lah kalau buat aku, mengingat porsi makanku emang ngga banyak. Setelah sarapan, ngga banyak kegiatan yang bisa aku lakukukan, karena hari itu aku sedang menunggu kabar dari Pak Indra jadi harus stand by kalau kalau Pak Indra telpon dan aku disuruh datang saat itu juga.

Sampai ketiduran aku nungguin kabar dari Pak Indra, akhirnya jam 12 siang beliau telpon juga. Pak Indra memintaku datang ke Villa Eden saat itu juga, ditunggu sampai jam 2 siang. Okay, seketika aku prepare, make up and dress up seadanya karena ngga banyak waktu yang aku punya. I check all the things, make sure berkas-berkasnya sudah lengkap dan ready to go. Oh ya, aku pakai jasa Uber Taxi buat ke Villa Eden, lumayan sih, lebih terjangkau daripada real taxi. Pak Indra bilang, villa nya ngga begitu jauh dari penginapan, tinggal lurus dan belok kanan sedikit sudah sampai. Tapi kenyataannya.... Jauh men. Setengah jam lebih, dan jalanan pedesaan banget yang belok-belok sedikit naik turun. Asli. Villa nya juga jauh dari pemukiman, ya aku sih maklum namanya juga villa. Sampai di tempat, kirain udah ditungguin banget gitu kan, ternyata aku masih disuruh nunggu hampir sejam. Ya aku sih cuma bisa celingak-celinguk, lihat ke sekeliling. Untung ya lobby villa nya adem, dengan nuansa serba putih dan light green and blue gitu, bikin pandangan juga adem, jadi nunggu lama ngga seberapa membosankan.

Udah hampir sejam, akhirnya si bapak general manager, Pak Wayan datang. Orangnya sih keliatannya ramah gitu, ngga serem kok wajahnya, tapi begitu interview he ask me about every single thing that's written on my resume, like everything. Baru kali ini ya aku interview ditanyain tentang isi resume ku satu-satu, every point yang tertulis di situ aku harus jelaskan apa maksudnya. Sedikit kewalahan, karena apa yang tertulis di resume ku adalah pengalaman masa lalu dan tidak semuanya aku bisa ingat dengan baik. So I just told him the main point of it, biarpun dari ekspresi Pak Wayan ketika mendengar penjelasanku, he actually wants more detail. Tapi sejauh itu, interview berjalan lancar, setidaknya aku bisa menjawab setiap pertanyaan dengan baik. Hasilnya langsung diumumkan hari itu juga, and I got hired with starting date next week. Itu berarti, aku harus mulai memikirkan masalah tempat tinggal dan transportasi.

Setelah interview aku ngga langsung pulang, salah satu staff ngajakin aku keliling melihat-lihat villa nya. Dan, villa nya keren banget asli. Jadi dalam satu kawasan itu ada sekitar 13 villa kalau ngga salah. Ada yang satu villa dengan 3 kamar sampai 8 kamar. Masing-masing bangunan mempunyai 3 lantai, kalau yang 3 kamar satu lantai satu kamar dan dilengkapi dengan private pool di tiap villa nya. Khusus untuk yang 3 kamar dan 5 kamar riverside, they have a connecting door. Bisa digabungin gitu jadi totalnya 8 kamar. Keren banget asli villa nya. Hebatnya lagi, they always full booked apalagi high season. Pas aku ke sana sih, cuman ada satu atau dua villa yang vacant. Dan semua staff sibuk banget hari itu, prepare ini itu segala macem. Cool!

Salah satu unit di Villa Eden.
[source: balivillaescapes.com]

Riverside Unit. Ini aku ambil dari Google, tapi penampakan aslinya emang bener-bener seperti ini kok.
Well, setelah berkeliling villa akhirnya time to go back. Aku order Uber Taxi buat transport pulang, dan you know what? Jaringan internet nya kacau, parah. Minim sinyal banget. Akhirnya, aku pake wifi-fi lobby, untungnya unprotected ya wi-fi nya jadi aku ga perku gangguin mbak receptionistnya buat nanyain password. Udah connect wi-fi nih, internet kenceng lah ya lumayan, ngga ada gangguan. Tapi... ngga ada satupun orderan Uber yang nyangkut. Go-jek pun sama. Ada kali aku order sampai 5x lebih ngga ada yang nyangkut, kalau ngga mereka ngga mau terima orderan atau mereka batalin orderan, karena mungkin nomer aku susah dihubungi kali ya makanya mereka memutuskan untuk cancel. Susah bener asli! Akhirnya setelah 2 jam (iya 2 jam!), ada satu Go-jek yang nyangkut dan akhirnya aku pulang. Pfff!

Selepas interview, aku balik ke penginapan dan istirahat. Malamnya, Mila janji bakal nyusul ke penginapan dan katanya mau ngajakin aku jalan-jalan sekalian. Oh iya, satu lagi teman aku di Bali. Dia yang merekomendasikan ku untuk kerja di Villa Eden. Sebenernya sih dia teman nya Mila, tapi akhirnya kenalan juga sama aku, namanya Mas Wahid. Malam ini Mas Wahid katanya mau nyempetin ketemu sepulang kerja, dan sekalian ketemu dengan Mila. Jadi lah, selepas Isya kami bertiga jalan-jalan. Mas Wahid mentraktir kami makan Mi Ayam Jumbo di daerah Renon, kalau ngga salah ingat ya. Dan gila, memang jumbo banget men porsinya. Aku seperempat aja ngga habis, karena emang banyak banget. Merasa ngga enak juga sih, udah ditraktir tapi ngga dihabisin hahaha. Selama makan, Mas Wahid banyak bercerita tentang kehidupan di Bali. Aku yang denger jadi merasa ngeri.

Jadi memang kehidupan di Bali itu sangatlah bebas, karena pengaruh budaya barat yang tumbuh di sini. Untuk kos-kosan di Bali itu rata-rata campur, jarang sekali ada kos khusus perempuan atau khusus laki-laki. Penghuni kos juga kebanyakan tinggal dengan pasangannya masing-masing dalam satu kamar, jadi kaya kumpul kebo gitu. Mungkin mereka juga ingin menghemat biaya sewa. Dan biaya sewa kos di Bali itu cenderung mahal, ngga sebanding dengan upah minimum karyawan di sana. Masa satu kamar harganya sekitar IDR 500,000 dengan keadaan kamar kosong, tanpa kasur dan perabotan, selain itu kamar nya ngga seberapa luas. Dibandingkan Surabaya, harga segitu itu uda bagus, lengkap dengan fasilitasnya dan luas kamar juga lumayan. Masalah transportasi umum juga susah, tinggal di Bali kalau ngga punya kendaraan pribadi itu bakalan super ribet. Karena Bali ngga punya angkot, fasilitas transportasi umum juga terbatas. Rata-rata wisatawan yang berlibur ke Bali selalu menyewa kendaraan di tempat penyewaan. Ya emang sih ada banyak sekali tempat penyewaan kendaraan, mulai dari motor hingga mobil. Dari apa yang diceritakan oleh Mas Wahid aku jadi berpikir ulang tentang keputusanku untuk pindah ke sini.

to be continued......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SARProject Surat untuk Negara; Dear KEMENPAR RI

Dress Up Diary; My Current Favorite Game

#SARProject Q4U Challenge