[DIARY GEAN] Bergulat dengan Matahari
googleimage |
Oh ya sampai lupa, kenalkan
namaku Gean. No no no ! Bukan Gean, tapi Jyen.
Ya begitu cara melafalkan namaku, JYEN ! Teman-teman suka sekali
memanggilku Gean dan itu terdengar menyebalkan bagiku. Kalian jangan ikut-ikut
memanggilku seperti itu ya ! (bayangkan saja aku sedang melotot dengan ekspresi
mengancam siap untuk menyabetkan katana Kenshin Himura jika kalian memanggilku
Gean bukannya Jyen). Aku adalah pengagguran banyak acara, kenapa begitu? Karena
aku belum menemukan pekerjaan permanent dan menjadi staff tetap sebuah
perusahaan. I take a freelance job di sebuah hotel bintang lima di Surabaya,
one of the biggest one. Dan satu lagi. Aku bekerja sebagai terapis serabutan di
sebuah lembaga yang menangani anak berkebutuhan khusus. Actually, it’s not
really therapist, karena dari awal join di bulan Mei sampai sekarang aku belum
juga dapat murid. Sedikit susah sih memang mencari anak-anak berkebutuhan
khusus yang orang tua nya mau secara terbuka mengkonsultasikan masalah anaknya
ke orang lain. Rata-rata mereka menutup-nutupi, mungkin karena malu, gengsi,
atau entahlah. But I’m not done with that problem. Adasih rasa ingin menyerah,
tapi karena aku masih penasaran jadi aku tetap berusaha.
Untuk pekerjaan serabutan yang
satu itu status ku masih belum jelas sebagai therapist dan karena itulah aku
dijadikan marketing sementara oleh lembaga. Tugasku yaitu menemui ibu-ibu
kepala sekolah taman kanak-kanak di Surabaya untuk menyerahkan proposal
permintaan ijin mengadakan penyuluhan dan kerja sama. Sejauh ini sih sudah ada
sekitar 5 TK yang aku datangi. Sebenernya pekerjaan kaya gini tuh jauh banget
dari yang aku pengen, karena aku tuh suka minder gitu kalau disuruh ngomong dan
meyakinkan orang lain. I’m not good in persuading someone over an issue.
Jadinya, proposal yang aku serahin rata-rata meleset. Sudah dua TK yang menolak
dengan alasan mereka sudah bekerja sama dengan lembaga lain, sedangkan 3 TK lainnya
masih menggantung.
Pekerjaan inilah yang memaksaku
untuk kuat bergulat dengan sinar matahari. Kelilinng ke 3 TK sekaligus yang
letaknya berjauhan itu butuh energi dan kesabaran ekstra. Dan aku tidak cukup
sabar untuk itu, hari ini. Biarpun hari ini tugasku hanya mendatangi satu
yayasan sekolah saja, tapi karena letaknya cukup jauh dan memakan waktu jadi
kesabarankupun cukup terkuras. Entah sudah berapa kali aku mengumpat karena
jalanan macet, udah gitu banyak motor yang ngebut dan nyelip sembarangan bikin
aku kaget, mobil juga gitu suka ngerem mendadak dan tiba-tiba pindah jalur
padahal akunya mau nyalip. Alhasil tadi terpaksa aku ngerem mendadak, selamat
ngga nabrak mobil depan eh tapi malah motor di belakang yang nabrak bumper
belakang motorku. Luckily, there’s nothing broken or hurt.
Hampir
satu jam perjalanan menuju yayasan sekolah tersebut, akhirnya sampai juga.
Sekolah yang ini memang model high-end international franchise school, jadi
kebayang lah gimana luasnya lahan sekolahan. Apalagi dari mulai gedung
TK-SD-SMP-SMA dan gedung yayasan tuh ngumpul jadi satu lokasi. What a huge
school. Aku memarkirkan motorku di parkiran pojok. Sempat sedikit tercengang
karena saking gedenya sekolah satu ini. Aku berjalan dengan penuh percaya diri
menuju gedung yayasan. Pintu masuknya dibikin otomatis kaya di mall-mall
gitu. Begitu masuk disambut dengan mbak
receptionist yang cantik dan aku menjelaskan maksud kedatanganku ke sana.
Setelah itu mereka menghubungi pihak yang bertanggung jawab atas urusanku.
Sekali, dua kali sampai berkali-kali tidak ada jawaban dari bagian administrasi
TK. Sepertinya sih mereka sibuk hari ini sampai tidak sempat mengangkat
panggilan dari receptionist. Akhirnya aku disuruh menunggu di ruang tunggu
sembari mbak receptionistnya berusaha menghubungi bagian admin TK. Beberapa
menit menunggu, akhirnya ada jawaban dan…. Jeng jeng jeng... Sungguh
mengecewakan. Ternyata sekolah libur hari ini, baru mulai aktif tanggal 1
Agustus. Untuk proposal yang waktu itu aku kirim memang sudah sampai, tapi belum
sempat dibaca jadi aku disuruh menghubungi lagi via telepon. Kalaupun ingin
bertemu langsung dengan kepala sekolah TK maupun bagian administrasi TK bakal
sangat sulit jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Jadi perjalananku selama
hampir satu jam itu sungguh…..emm aku tidak mau mengatakannya sia-sia, karena
setidaknya aku pulang dengan membawa informasi. Hanya saja ini sedikit
mengecewakan karena tidak sesuai harapan, tapi yasudahlah. Mungkin lain kali
jika ingin berkunjung ke sekolah sejenis itu harus membuat janji terlebih
dahulu agar tidak mengecawakan seperti ini, dan agar lebih hemat energi serta
waktu juga.
Ini sesuatu yang disebut gelisah, menyebalkan, tapi dibawa santai, hehehe
BalasHapusterimakasih komennya.. :D
BalasHapus